BAB I
PENDAHULUAN
Istilah
Bimbingan dan konseling sudah sangat populer dewasa ini dan bahkan sangat
penting peranannya dalam sistem pendidikan.ini semuanya terbukti karena
Bimbingan & konseling telah di masukkan dalam kurikulum.dalam membicarakan
masalah pelayanan Bimbingan & konseling dalam kaitannya dengan proses
belajar mengajar pada situasi pendidikan secara keseluruhan.Pada hakekatnya
kita mencoba untuk mengerti & memahami secara mendalam tentang setiap
komponen yang ikut berperan demi terlaksananya proses itu secara baik dan
menyeluruh.
Perlunya
setiap komponen d pahami secara baik oleh setiap pengelola proses itu adalah
disebabkan,jika salah satu komponen tidak befungsi secara sempurna,besar
kemungkinan proses ituakan mengalami kemacetan sehingga hasil yang di harapkan
tidak maksimal dengan kemampuan,bakat,minat dan cita-citanya.
Bimbingan
dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita,mengingat
bahwa suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang di berikan kepada individu pada
umumnya,dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan
mutunya.Hal ini sangat relevan jika dilihat dari prumusan bahwa pendidikan itu
adalah merupakan usaha saadar yang bertujuan untuk mengembangkan kpribadiaan
dan potensi-potensi ( bakat,minat,dan kemampuan).kepribadian menyangkut masalah
perilaku atau sikap mental dan kemampuan
meliputi maaslah akademik dan keterampilan.Tingkat kepribadian dan kemampuan
yang di miliki oleh seseorang adalah suatu gambaran mutu dari orang tersebut.
Oleh
karena itu izinkan kami berikut ini
mengungkap tabir Sejarah Munculnya Bimbingan dan konseling , apakah
perkembangan itu ??? , dan perlunya Bimbingan dan konseling sebagai
berikut........!!!!!!!!!!!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah munculnya bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling (guidance
and counseling) sebagai disiplin ilmu yang berkembang sejak permulaan abad
ke-20 M. Tepatnya pada tahun
1908-1909 dimana merupakan periode dasar-dasar ilmiah bimbingan dan konseling
diletakkan oleh beberapa ahli ilmu jiwa dan pendidikan.
Masalah bimbingan dan konseling di amerika serikat
telah di mulai dirintis sejak tahun 1887 yaitu dengan dilaksanakannya “Home
Econic Program” di Missouri pertama kali,kemudian diikuti di boston tahun
1894.Pada tahun 1902 telah mulai perawat yang berpraktik di New York sekalipun
demikian ,bimbingan secara khusus memberikan perhatian kepada anak-anak baru
kali pertama dilaksanakan pada tahun 1896.tokoh pertama gerkan bimbingan
anak-anak adalah Witner yang mendirikan klinik di universitas Pennsylvania
,Amerika serikat.
Menurut Drs H.M Arifin ,M.ED ,pada masa awal kemunculan bimbingan & konseling
,terjadi tiga gerakan yang masing-masing
mempunyai arah perkembangannya
sendiri yaitu sebagai berikut :
1) Gerakan yang berusaha memanfaatkan
pengukuran psikologis tentang kemampuan mental anak untuk di pergunakan sebagai
dasar pengertian dalam pelaksanaan bimbingan & konseling
2) Mental Hygiene ( kesehatan jiwa ) adalah
juga termasuk salah satu gerakan yang mempengaruhi perkembangan bimbingan &
konseling.
3) Vocational Guidance yaitu suatu bimbingan
yang menitikberatkan bantuan kepada terbimbing dalam jabatan atau pekerjaan
sekarang dan yang akan datang ,menurut kemampuan masing-masing.[1]
Menurut Arthur E.Traxler dan Robert
D,North,dalam bukunya berjudul :”Techniques of guidance” (1996),di sebutkan
beberapa kejadian penting yang mewarnai sejarah bimbingan di antaranya :
1)
Pada
akhir abad ke-19 dan awal ke-20 timbullah suatu gerakan kemanusiaan,yang
menitikberatkan pada kesejahteraan manusia dan kondisi sosialnya.
2)
Agama.
3)
Airan
kesehatan mental ( Mental Hygiene ),timbul dengan tujuan perlakuan yang manusiawi
terhadap penderita penyakit jiwa dan perhatian terhadap berbagai gejala,tingkat
penyakit jiwa,pengobatab dan cara pencegahannya.
4)
Perubahan
dalam masyarakat.Akibat perang dunia I dan II
, pengangguran, depresi,perkembangan teknologi, wajib belajar dll. mendorong
beribu-ribu anak untuk masuk sekolah tanpa mengetahui untuk apa mereka
bersekolah.perubahan masyarakat ini mendorong para pendidik untuk memperhatikan
setiap anak sesuai dengan kebutuhannya agar meraka dapat menyelesaikan
p;endidikannya dengan berhasil.[2]
Jika dilihat dari latar belakangnya, konseling
muncul karena adanya sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab individu dan untuk
itu perlu bantuan profesional. Jika di lihat
eksistensinya, konseling merupakan salah satu bantuan profesional yang sejajar
dengan- misalkan kedokteran, psikoterapi, psikiatris, dan penyuluhan
sosial. Dilihat dari kedudukannya dalam proses keseluruhan bimbingan, atau
dalam bahasa ingrisnya guidance,konseling merupakan bagian integral, atau
teknik andalan, bimbingandan disini kebiasaan orang menggabungkannya menjadi
"Bimbingan Konseling".
Konseling asal mulanya bukan dari negara kita
tercinta ini, namun ia merupakan produk inpur dari negeri Amerika Serikat.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia
melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang
kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client
centered). Namun demikian ada juga yang berpendapat bahwa bimbingan konseling ini dimulai pada tahun 1896. Hal inidapatdilihatdaripemyataan yang
terdapatdalambukuJauh J. Pietrofesa (Chicago), dalambukunya yang berjudul
Counseling Theory, Researce, and Prectice"a psychological counseling
clinic was established by lighnerwitmer at the University of
Pennsylvania", sementara itu Shertzerdan Stone memperkirakan bahwa konseling
mulai ada pada tahun 1898, melaluiungkapan, "counseling my have begun
in 1898 when Jesse B. Davis begun work as counselor at Central High School in
Detroit, Michigan"
Bila kita telusuri maka bimbingan dan penyuluhan itu mulai timbul sekitar
permulaan abad XX .gerakan ini mula-mula timbul di amerika yang di pelopori
oleh tokoh-tokoh seperti Frank Parsons,jesse B.Davis,Eli Wever,John brewer.
Pada tahun 1908 di Boston oleh Frank parsons,didirakanlah suatu biro yang
dimaksudkan untuk mencapai efisiensi kerja dan beliaulah yang mengemumakakan
istilah “Vocational Guidance” dan beliau mengusulkan agar masalah “vacational
guidance” dimasukkan dalam kurikulum sekolah.Dengan langkah ini dapat kita
lihat bagaimana masalah bimbingan ini mendapat perhatian yang begitu jauh oleh
beliau ini.Dengan demikian maka akan menjadi jelaslah bagi kita bahwa bimbingan
dan konseling yang kita dapati sekarang ini adalah merupakan perkembangan yang
lebih lanjut dari “Vacational Guidance”yang dirintis oleh Frank Parsons,[3]
Setelah mengalami pengembangan dan pemantapan di negeri asalnya, kemudian
bimbingan dan konseling ini pun menyebar ke beberapa negara yang ada di dunia,
hingga sampai juga ke negara kita. Indonesia, diawali daridimasukkannya Bimbingan dan Konseling
(dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali
sejak tahun 1960, merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang,
tepatnya pada tanggal 20-24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP
Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971
berdiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP
Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP
Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui provek ini Bimbingan dan
Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun "Pola Dasar Rencana dan
Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan "pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975
untuk Sekolah Menengah Atas di dalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan.
Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA
Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan
Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah
pengangkatan guru BP dari tamatan S.1.
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah
mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan.
Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989
dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menpan/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan
Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen
tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas
seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.
Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah tidak jelas,hanya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan
kurang bersahtaat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik
dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh
guru BP dibenak orang tua
terpikir bahwa anaknya di sekolah
mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No.83/1993 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan
tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu
dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk
pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud
im istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di
sekolah dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai jelas.
Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatar
belakangi perlunya
bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosiokultural dan aspek psikologis.
Secara umum, Tatar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas, sumber
daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani
dan rohani.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan
seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan.
Bila dicermati dari sudut sosiok-ultural, yang melatar belakangi perlunya
proses bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiyang pesat sehingga
berdampak di setiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan
lajupertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekejaan relatif menetap.
Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang
melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:
1.
Masalahperkembangan. individu,
2.
Masalahperbedaan individual,
3.
Masalahkebutuhanindividu,
4. Masalah penyesuaian diri dan kelainan
tingkah laku dan
5.
Masalahbelajar
Faktor-faktor pendorong perkembangan Bimbingan Konseling sekolah secara
umum di Indonesia, di antaranya:
1. Pada diri individu yaltu adanya
masa-masa kritis dalam tiap masa perkembangan individu, terutama dalam masa
remaja
2.
Pada kondisi luar individu seperti
kondisi teknologi yang berkembang pesat; kondisi nilai-nilai demokratis,
nilai-nilai etika pergaulan, nilai-nilai humanistic versus pragmatic; kondisi struktural dan kebidangan dalam
pendidikan dan lapangan kerja; dan kondisi-kondisi lainnya, termasuk di
antaranya proses transmigrasi dan urbanisasi, kehidupan masyarakat massa yang
telah menjauhkan hubungan kekeluargaan dan kekerabatan antara manusia dalam
arti fisik dan praktis.
Selain itu faktor-faktor pendorong lain dari perkembangan konseling,
khususnya konseling sekolah, adalah adanya keperluan nyata dan keperluan
potensial para siswa pada beberapa jenjang pendidikan yaitu:
1. Dalam menghadapi saat-saat kritis
misalnya akibat kegagalan sekolah, kegagalan pergaulan, diperlukan adanya tipe
konseling kritis
2.
Dalam menghadapi kesulitan dan
kemungkinan kesulitan pemahaman diri dan lingkungan untuk arch diri dan
pengambilan keputusan dalam karier, akademik, dan pergaulan sosial, diperlukan
adanya tipe konseling fasilitatif
3.
Dalam mencegah sedapat munakin
kesulitan yang dapat dihadapi dalam pergaulan, karier dan sebagainya,
diperlukan adanya tipe konseling preventif
4.
Dalam menopang kelancaran
perkembangan individual siswa seperti pengembangan akademik, diperlukan adanya
tipe konseling developmental
Sehingga dengan demikian, kebutuhan akan hubungan bantuan (helping
relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar
diri individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus
diperbuat individu. SebagaimanaditerangkanolehShertzerdan
Shelly C. StonedalambukunyaFundamental of
Counseling (Boston; HoutonAlln Company, 1974) hal 22 "despite
technological progress, man essential and perennial problem remain: Who am P
How did I be comethey way I am? Am I normal? What good? What is reality? Or
what value is life? How can I be more productive... more sensitive... more
sensible... more alive?"
Perkembangan bimbingan disekolah
untuk masa mendatang di Indonesia, menunjukkan adanya kemajuan yang
terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penunjang
diantaranya:
1.
Secara formal lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia sudah melaksanakan bimbingan, meskipun belum
terlaksananya secara efektif dan profesional.
2.
Telah ada Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum Buku III C, Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan untuk SMP/SMA tahun
1975.
3.
Terdapat lembaga
pendidikan/Pendidikan Tinggi, seperti FIP-IKIP dan FKIP dengan jurusan/program
bimbingan konseling sekolah, yang memproduksi tenaga-tenaga profesional
bimbingan sekolah.
4.
Telah diselenggarakan berbagai
penataran Bimbingan dan Konseling untuk petugas Bimbingan disekolah.
5.
Kurikulum semua Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) telah mencantumkan mata kuliah Bimbingan
dan Konseling.
6.
Telah terbentuk Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) yang dari pusat sampai kedaerah-daerah merupakan
wadah untuk mengembangkan jalur hubungan antara petugas bimbingan maupun
pihak-pihak lain (vertikal maupun horison).
7.
Tersedia tenaga terampil dan
berwenang untuk melaksanakan tes psikologi dibeberapa lembaga dan wilayah yang
dengan berbagai instrumen tes psikologi yang telah dikembangkan oleh beberapa
lembaga yang berwenang di Indonesia.
B.Apakah
perkembangan itu ???
Mengenai pengertian dari istilah
perkembangan,banyak para ahli telah mengemumakakan pendapatnya,namun di antara
satu dan lainnya terdapat perbedaan sesuai dari sudut mana mereka memandangnya
serta aliran yang dianutnya.namun demikian walaupun mereka berbeda pendapat
tetapi semuanya mengakui bahwa perkembangan itu adalah suatu
perubahan,perubahan menuju ke arah yang lebih maju,lebih dewasa.secara teknik
perubahan itu adalah suatu proses.jadi dengan demikian perkembangan itu sendiri
adalah suatu proses,proses yang di lalui oleh setiap individu dalam menuju
tingkat kedewasaan.
Berkenaan dengan prose itu
sendiri,dapat di kemukakan beberapa pendapat yang didasarkan pada aliran yang
di anutnya yaitu :
a)
Konsepsi
Aliran Asosiasi
Ahli
yang menganut aliran ini berpendapat bahwa pada hakikatnya perkembangan itu
adalah proses asosiasi.Menurut aliran ini yang utama adalah bagian-bagian itu
terikat satu sama lain oleh karena adanya proses asosiasi.Misalnya terbentuknya
pengertian “ibu” oleh seorang anak , dimulai dengan mendengar suara ibunya,yang
kemudiaan diikuti dengan mengenal wajah ibunya.selanjutnya dengan rabaan dan
elusan tangan ibunya ,kesan tentang ibunya semakin kompleks.bermacam-macam
kesan itu selanjutnya secara psikis dan melalui proses asosiasi akan
terbentuklah pengertian ibu anak tersebut.
b)
Konsepsi
Aliran Gestalt dan Neo-Gestalt.
Menurut
aliran ini perkembangan itu adalah proses diferensi,di mana hal yang primer
adalah keseluruhan.sedangkan bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagian bagian
dari dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian lainnya.Yang ada terlebih dahulu adalah suatu
keseluruhan,kemudian baru muncul bagian-bagiannya.Misalnya seseorang yang baru
mengenal mobil,terlebih dahulu timbul adalah kesan tentang mobil secara
keseluruhan kemudian baru muncul kesan tentang bagian-bagiannya seperti nama
atau mereknya ,sopirnya,beberapa penumpangnya dan sebagainya.
c)
Konsepsi
Aliran Sosiologis
Menurut
para ahli yang menganut aliran sosiologis.seorang anak yang pada mulanya
bersifat asosial kemudian dalam perkembanganya sedikit demi sedikit
disosialisasikan,sehingga bersifat sosial atau lebih dapat menyatu dengan
lingkungannya.
Ahli
yang sangat berpengaruh di sini adalah Baldwin dia seorang yang ahli dalam
bidang sosiologi,biologi,psikologi,dan filsafat.Baldwin menjelaskan proses
perkembangan sebagai proses sosialisasi dalam bentuk imitasi yang berlangung
dengan adaftasi dan seleksi , berdasarkan hukum efek ( law of offect ) .Menurut
Baldwin ada peniruan dua macam yaitu a) non-deliberate imitation dan B) deliberate
imitation.Non-deliberate
imitation adalah peniruan yang di lakukan anak terhadap gerakan-gerakan,sikap
gaya orang dewasa secara demikian saja.sedaqngkan deliberate imitation terjadi
kalau anak meniru peran dari orang dewasa tersebut.Misalnya anak bermain “
peranan Sosial “ di mana anak mencoba menirukan bagaimana memainkan peranan
seorang ayah,ibu,penjual sate,sopir,dan lain sebagainya.proses peniruan ini ada
tiga tahap yaitu : a) taraf proyektif,pada taraf ini anak mendapatkan kesan
mengenal model (objek) yang ditiru b) taraf Subjektif,pada taraf ini anak cenderung meniru gerakan-gerakan
atau sikap si model atau objeknya, c) taraf eyektif,di mana pada taraf ini anak
telah mengusai hal yang di tirunya itu misalnya anak telah mendapat pengertian
bagaimana orang merasa , berangan-angan, berfikiir dan sebagainya.
Dalam
proses peniruan dan adaftasi ini sangat di perlukan adanya bimbingan dari orang
dewasa agar objek yang di tiru itu betul-betul dapat mendewasakan anak.guru
yang di harapkan dapat menampilkan sikap yang positif dalam segala aspek
kegiatannya sehingga dia betul-betul dapat dijadikan tokoh identifikasi bagi
murid-muridnya dalam masa perkembangan itu.[4]
Perkembangan
bimbingan dan konseling tahun 1990 boleh di katakan cukup menggembirakan.Di
sekolah-sekolah negeri,khususnya sekolah menengah umum (SMU) dan sekolah
menengah pertama (SMP) , telah di angkat tenaga guru pembimbing profesional.Dan
tampaknya rasio mereka dengan siswa,untuk beberapa daerah.Pada pertengahan
1990-an pekerjaan mereka di sekolah-sekolah tersebut di dukung dan di perkuat
oleh kurikulum SMU tentang pedoman bimbingan dan konseling dan petunjuk teknis
pengelolaanBimbing dan konseling kurikulum
SMU 1996.namun dengan adanya kemudahan-kemudahan dalam perkembangan
bukan berarti dengan sendirinya kini bimbingan dan konseling dapat
berjalan.guru pembimbinglah yang perlu melanjutkan kerja keras tersebut,yakni
mengisinya dengan kewajiban dan tugas profesionalnya dengan mengejawantahkan
kompotensi mereka secara nyata.Pengalaman 20 tahun terakhir,sejak
diberlakukannya kurikulum SMA 1975 buku IIIc pedoman bimbingan
penyuluhan,justru sebagian hambatan di temui bersumber dari dalam diri guru
pembimbing sendiri ,di saat di samping hambatan dari lingkungan.(di sini
digunakan istilah guru pembimbing,dengan maksud menyesuaikan dengan landasan
yudiris formal yang berlaku.kalau di temukan istilah konselor di sekolah,itu
maksuidnya dengan istilah guru pembimbing).[5]
C.Perlunya
Bimbingan dan konseling
Pelayanan Bimbingan & konseling
di sekolah dan madrasah dari tingkat satuan pendidikan sekolah Dasar hingaga
perguruan tinggi,dewasa ini semakin dibutuhkan.Seiring dengan pesatnya perkembangan
IPTEK,tawuran,penyalahguanaan oabat terlarang,perilaku seksual
menyimpang,degradasi moral,tidak lulus Ujian,gagal UAN dan sebagainya ,berbagai
persoalan pun muncul dengan segala kompleksitasnya.Akibatnya,indikasinya adalah
munculnya berbagai penyimpangan perilaku di kalangan peserta didik yang
seyogianya tidak dilakukan oleh seorang atau orang-orang yang disebut terdidik.selain
itu,potensi siswa sebagai individu
seperti bakat , minat ,cita-cita dan lain sebagainya juga belum
terkembang & tersalurkan secara oftimal melalui proses pendidikan &
pembelajaran di kelas.Guna memecahkan persoalan-persoalan di atas prose
pendidikan & pembelajaran perlu bersinergi dengan Pelayanan BIMBINGAN DAN
KONSELING.Optamilisasi pelayanan Bimbingan & Konseling di sekolah dan
Madrasah PERLU di lakukan ,sehingga Pelayanan Bimbingan & konseling Di
sekolah dan Madrasah benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian
Visi,Misi,dan tujuan sekolah dan Madrasah bersangkutan.
Optimalisasi pelayanan Bibingan
& konseling di sekolah dan Madrasah Perlu di dukung Oleh Sumber daya
Manusia (petugas pelayan BK ) yang memadai,dalam arti memiliki pengetahuan dan
wawasan tentang bimbingan dan konseling.[6]
Bimbingan
dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia.Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya seringmenghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti.Persoalan yang satu dapat diatasi,persoalan
yang lain timbul demikian seterusnya.Berdasarkan atas kenyataan bahwa manusia
itu tidak sama satu dengan lainnya , baik dalam sifat-sifatnya maupun dalam
kemampuan-kemampuannya,maka ada manusaia yang sanggup mengatasi persoalannya
tanpa ada bantuan atau pertolongan dari orang lain.Bagi yang akhir inilah
Bimbingan & konseling sangat di perlukan.
Adalah suatu hal yang wajar bahwa
manusia perlu mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya.Dengan mengenal dirinya ini
manusia akan bertindak dengan tepat dengan sesuai dengan kemampuan-kemampuan
yang ada padanya.tetapi tidak semua manusia dapat sampai kepada kemampuan
ini.Bagi mereka ini sangat di perlukan pertolongan atau bantuan dari orang
lain,dan hal ini dapat di berikan Bimbingan dan konseling.[7]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Bimbingan dan
konseling (guidance and counseling) sebagai disiplin ilmu yang berkembang sejak
permulaan abad ke-20 M.Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen
dari pendidikan kita,mengingat bahwa suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang
di berikan kepada individu pada umumnya,dan siswa pada khususnya di sekolah
dalam rangka meningkatkan mutunya.Hal ini sangat relevan jika dilihat dari
prumusan bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha saadar yang bertujuan
untuk mengembangkan kpribadiaan dan potensi-potensi ( bakat,minat,dan
kemampuan).kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap mental dan kemampuan meliputi maaslah akademik dan
keterampilan.Tingkat kepribadian dan kemampuan yang di miliki oleh seseorang
adalah suatu gambaran mutu dari orang tersebut.
manusia perlu mengenal dirinya
dengan sebaik-baiknya.Dengan mengenal dirinya ini manusia akan bertindak dengan
tepat dengan sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada padanya.tetapi tidak
semua manusia dapat sampai kepada kemampuan ini.Bagi mereka ini sangat di
perlukan pertolongan atau bantuan dari orang lain,dan hal ini dapat di berikan
Bimbingan dan konseling
Bimbingan
dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia.Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya sering
menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.Persoalan yang satu dapat
diatasi,persoalan yang lain timbul demikian seterusnya.Berdasarkan atas
kenyataan bahwa manusia itu tidak sama satu dengan lainnya , baik dalam
sifat-sifatnya maupun dalam kemampuan-kemampuannya,maka ada manusaia yang
sanggup mengatasi persoalannya tanpa ada bantuan atau pertolongan dari orang
lain.Bagi yang akhir inilah Bimbingan & konseling sangat di perlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Samsul Munir
Amin,M.A,Bimbingan dan konseling islam. jakarta : AMZAH , cet : pertama,Mei 2010
Drs.dewa ketut
sukardi,Dasar-Dasar bimbingan dan penyuluhan di sekolah ( surabaya : “usaha
Nasional”cet : pertama, !983
Drs.Bimo
Walgito,Bimbingan & penyuluhan Di Sekolah,( Yogyakarta : Andi Ofsset,cet :
6,1986),
Drs.Syahril &
Dra. Riska Ahmad,Pengantar Bimbingan dan konseling,( Padang : Angkasa
Raya,cet : 3,1887 )
Drs.Ridwan
M.Pd,Bimbingan dan konseling Di sekolah, (Pustaka Pelajar,cet : 1, mei 1998
Drs.Tohirin.M.Pd,Bimbingan
& konseling di sekoalah dan madrasah, ( jakarta : PT.Raja Grafindo cet
pertama , 2007
Drs.Bimo
Walgito,Bimbingan & penyuluhan di sekolah, ( Yogyakarta : Andi
Offset,cetpertama,1989
[1] Drs.Samsul Munir Amin,M.A,Bimbingan daqn konseling islam ( jakarta :
AMZAH , cet : pertama,Mei 2010 ) hlm 28-31.
[2]Drs.dewa ketut sukardi,Dasar-Dasar bimbingan
dan penyuluhan di sekolah ( surabaya : “usaha Nasional”,cet
: pertama,1983 ), hlm 12-14
[3] Drs.Bimo Walgito,Bimbingan & penyuluhan Di Sekolah,( Yogyakarta :
Andi Ofsset,cet : 6,1986),hlm 9
[4] Drs.Syahril & Dra. Riska Ahmad,Pengantar Bimbingan dan konseling,(
Padang : Angkasa Raya,cet : 3,1887 ),hlm
10-13
[5] Drs.Ridwan M.Pd,Bimbingan dan konseling Di sekolah, (Pustaka
Pelajar,cet : 1, mei 1998),hlm 1-2
[6] Drs.Tohirin.M.Pd,Bimbingan & konseling di sekoalah dan madrasah, (
jakarta : PT.Raja Grafindo cet pertama , 2007 ),hlm XI-2
[7] Drs.Bimo Walgito,Bimbingan & penyuluhan di sekolah, ( Yogyakarta :
Andi Offset,cetpertama,1989 ),hlm 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar